kepedulian kami

ini bukan masalah si mampu dan si gak mampu, tp solidaritas

heem, kejadian hari ini bener bener ngebuat gw berfikir dewasa, ya DEWASA,

bkn sprti saat gw menghabiskan duit buat hal yg gak penting, sekedar ini ataupun itu, menyia nyiakan sekolah dgn tdk mndengarkan, brcanda, madol pelajaran, tidur atau sebagainnya
(kebiasaan SMA)

tp tntng kenyataan, keinginan brsekolah yg tinggi tp tak ada biaya,

kalau sekilas menonton dr layar tv (yg biasa mengeksplos kemiskinan), hanya membuat rasa iba, seperti reality show yg bnyk beredar,

begitu pula ketika menonton laskar pelangi, namun itu hanya film walaupun kisah nyata tp bnyk pula yg menyepelekan (sadar sesaat, selebihnya kembali ke kebiasaan semula)

TAPI,

saat peristiwa serupa terjadi di depan mata, DI DEPAN MATA KITA SENDIRI

hmmmm... seperti tamparan keras, rasa iba, kepedulian, menanggis, bersatu di dalamnya,

sungguh ini bener bener menyayat hati dan perasaan ketika seorang teman yg cerdas memutuskan berhenti sekolah karena biaya,

kita bisa mengatakan ini itu, berangkapan mengerti posisi dia, tapi gak semudah itu bisa tau bagaimana rasanya jadi dia, karna kita bukan dia,


tapi setidaknya hari ini kita buktiin ke dia bahwa kita peduli sm dia, kita msh mengharapkan dia ada di kelas bersama kita lagi, (walaupun kelas ini akan berakhir,)

ketika banyak suara terucap, mengkomentari, mengungkapkan rasa kepedulian yg tinggi, memotivasi, menyemangati, atau sekedar rasa keprihatinan,

tapi semua itu kembali pada dirinya sendiri, apa yg akan dia putuskan mungkin itu yg terbaik

rasa ini terus membuntuti, membuat rasa bersalah pd orang tua kita masing masing, apakah kita tega menyia nyiakan orang tua yg bekerja keras untuk membiayai kita sekolah,

rasa syukur itu harus kita tanamkan di hati kita, mensyukuri keadaan yg ada jgn hanya bisa mengeluh dan mengeluh,

selagi orang tua kita masih berkecukupan jgn mengecewakan dan membuat penyesalan di akhir nanti


tinggal keputusan dia yg kami tunggu, =|]